Caping

Caping adalah topi petani yang berbentuk kerucut. Biasanya, caping dibuat dari anyaman bambu. Biasanya terbuat dari silatan bambu apus dan bambu jawa yang mempunyai sifat halus, tipis, dan panjang ruasnya teratur, serta ringan. Namun ada juga yang dibuat dari bahan lain, seperti daun pandan, daun kelapa, atau rerumputan.

Caping dilengkapi juga dengan tali dagu agar saat dipakai, caping tidak mudah lepas.

Caping sudah menjadi salah satu pelengkap peralatan petani sejak dahulu, dan sudah menjadi suatu kebudayaan. Bentuk caping melebar dengan lingkaran antara 40 – 60 cm serta ujungnya ada yang runcing dan tumpul. Caping biasanya dipakai para petani saat bekerja di sawah.

Entah pada saat mengolah tanah, menebar bibit, menanam, menyiangi, maupun saat panen. Sering juga digunakan saat mencari kayu bakar, rumput di hutan. Tujuan untuk melindungi kepala dari panas, hujan serta serangan atau gangguan hewan.

Pembuatan caping mempunyai bentuk maupun ukuran yang sudah ada sejak dahulu, tanpa ada perubahan bentuk desainnya, salah satu yang menyebabkan topi caping tidak berubah bentuk adalah karena bentuk topi caping dinilai sudah mempunyai nilai kebudayaannya sendiri.

Caping sudah menjadi sahabat petani di Indonesia sejak dahulu dan sudah menjadi bagian kebudayaan. Walaupun terlihat sederhana, caping punya banyak kelebihan. Caping bisa melindungi penggunanya dari panasnya matahari dari kepala sampai leher.

Caping juga dapat menghalau air hujan. Bernilai Seni Saat ini caping tidak hanya dipakai oleh petani.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top