Musim hujan di penghujung tahun 2024 sudah mulai di beberapa daerah di Indonesia. Bagi Petani Padi, musim penghujan dapat membawa suka maupun duka. Di daerah yang minim irigasi teknis dan mengandalkan curah hujan, barang tentu hujan menjadi kabar bahagia. Namun di daerah yang kecukupan supply air irigasi teknis-nya, hujan cenderung kurang disukai petani padi. Musababnya adalah curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan padi yang terlalu gemuk tidak akan tahan roboh. Berikut beberapa tips dari Omah Rojolele bagi Petani Padi untuk menghadapi musim penghujan.
Menjaga sanitasi irigasi Sawah tetap bersih
Upayakan menjaga sanitasi aliran air tetap terawat dan bersih. Penting bagi petani di saat musim hujan mewaspai luapan air yang berlebih di saluran irigasi dapat menyebabkan sawah budidaya menjadi tergenang dan banjir. Minimal sebulan sekali, Petani dan Kelompok Tani mengagendakan gotong royong kerja bakti untuk membersihkan saluran irigasi. Dari hulu hingga ke hilir saluran-saluran irigasi tersier. Dengan langkah awal ini, kekhawatiran terjadinya banjir luapan dari saluran tersier irigasi bisa diminimalisir sejak dini, sehingga Petani tidak dikhawatirkan dengan gagal panen karena lahannya kebanjiran. Irigasi juga harus dilakukan secukupnya, utamanya saat tanaman padi memasuki fase generatif.
Dosis Pemupukan haruslah tepat
Yang sering terjadi saat musim hujan banyak tanaman padi saat fase generatif tidak tahan rebah karena faktor curah hujan tinggi disertai angin. Pemupukan yang berlebihan menjadi faktor penyebabnya. Umumnya saat musim penghujan fase vegetatif tanaman padi tidak memerlukan supply pupuk dengan kandungan Nitrogen (N) yang berlebih. Sebab curah hujan sudah terkandung senyawa nitrogen yang tinggi, karena hujan mengandung amonium dan nitrat yang mudah diserap tanaman Padi. Jadi saat musim hujan dosis pemberian pupuk dengan kandungan Nitrogen (N) jangan terlalu berlebihan.
Pentingnya menjaga kadar keasaman tanah yang stabil
Sering kita jumpai Tanaman Padi pada fase vegetatif di sawah banyak yang lanas seperti terbakar disebabkan batang tanaman terkena hama penggerek batang dan busuk akar. Ini terjadi karena tanah tingkat keasamannya tinggi. Untuk menjaga tingkat keasaman tanah, pemberian Kapur Dolomit dan Pupuk dengan kandungan Kalsium bagi tanah dengan keasaman tinggi saat olah lahan sebelum tanam sangatlah dianjurkan. Kapur Dolomit dan Pupuk Kalsium berfungsi dalam menetralkan tingkat keasaman tanah. Aplikasi Kapur Dolomit baiknya dilakukan sebelum tanam atau saat olah lahan.
Demikian beberapa Tips yang dapat kami bagikan. Berbekal pengalaman budidaya tanaman padi selama 10 tahun. tidak ada salahnya tips dari admin Omah Rojolele ini bisa diimplementasikan di blok hamparan pertanian di daerah-daerah lain.