Tahap Panen Tanaman Padi merupakan puncak dari seluruh proses budidaya padi di Indonesia. Tahap ini dimulai ketika bulir padi telah mencapai kematangan yang optimal, yang ditandai dengan perubahan warna bulir dari hijau menjadi kuning keemasan dan kondisi butir padi yang sudah keras.
Pada tahap ini, terdiri dari beberapa proses penting, yaitu sebagai berikut:
-
Penentuan Waktu (Tekstur, Ukuran, Warna)
Pemilihan waktu panen yang tepat sangat penting untuk memastikan kualitas hasil panen. Padi dipanen ketika sekitar 85-90% bulir di malai sudah matang.
Jika padi dipanen terlalu dini, kadar air dalam bulir masih tinggi, sehingga kualitas beras akan menurun.
Sebaliknya, jika terlalu terlambat, banyak bulir yang rontok dan hasil panen berkurang. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan saat menentukan waktu panen adalah di antaranya:
- Umur Tanaman : Umur panen umumnya dihitung sejak benih ditanam atau disemai. Informasi mengenai umur panen dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti buku panduan budidaya, label benih, atau informasi dari petani berpengalaman.
- Ciri-Ciri fisik tanaman
- a) Warna: padi siap panen ketika warnanya berubah dari hijau menjadi kuning kecoklatan.
- b) Ukuran: Tanaman yang siap panen umumnya telah mencapai ukuran yang optimal.
- c) Tekstur: Tekstur tanaman yang siap panen umumnya berubah menjadi lebih keras atau lunak
- Pengujian Kematangan
- a) Uji Refraktometer: Alat ini digunakan untuk mengukur kadar gula pada buah. Buah yang siap panen umumnya memiliki kadar gula yang tinggi.
- b) Uji Tekstur: Alat ini digunakan untuk mengukur tingkat kekerasan atau ketahanan tanaman.
- c) Uji Rasa: Cara ini dilakukan dengan mencicipi sebagian kecil tanaman untuk mengetahui apakah rasanya sudah sesuai dengan yang diinginkan.
- Faktor Lingkungan
- Permintaan Pasar
-
Wiwitan
Wiwitan adalah tradisi adat yang dilakukan oleh masyarakat agraris di beberapa daerah di Indonesia, terutama di Jawa, sebagai ungkapan syukur atas hasil panen padi.
Tradisi ini biasanya dilakukan sebelum panen besar dimulai, di mana petani atau masyarakat desa mengadakan upacara khusus untuk meminta berkah dan perlindungan dari Tuhan agar hasil panen melimpah dan bebas dari gangguan hama atau bencana.
-
Pemanenan
Proses pemanenan padi bisa dilakukan secara manual atau menggunakan mesin pemanen. Sebelum panen, lahan panen perlu dibersihkan dari gulma dan tanaman liar lainnya.
Hal ini untuk memudahkan proses panen dan mencegah bercampurnya gabah padi dengan gulma.
Pada metode manual, para petani menggunakan ani-ani atau sabit untuk memotong malai padi. Sedangkan, pada metode mekanis, mesin pemanen seperti combine harvester digunakan untuk mempercepat proses panen, sekaligus melakukan pemotongan, pengangkutan, dan pengemasan bulir padi secara bersamaan.
Cara Memanen Padi dengan metode manual adalah sebagai berikut:
- Memotong batang padi: Gunakan sabit atau alat potong lainnya yang tajam untuk memotong batang padi tepat di bawah malai (tangkai yang berisi bulir padi). Pastikan pemotongan dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari terbuangnya bulir padi dan menjaga kualitas gabah.
- Mengumpulkan padi: Setelah dipotong, kumpulkan batang padi yang sudah dipotong di tempat yang bersih dan kering. Biasanya, petani mengumpulkan padi menjadi tumpukan kecil di dekat terpal yang telah disiapkan sebelumnya.
- Merontok padi: Proses memisahkan bulir padi dari tangkainya.
- Cara tradisional:
- Pegang segenggam batang padi dan pukul-pukulkan ke alat pemukul yang terbuat dari kayu atau bambu;
- Setelah itu, ayak atau gilas padi dengan kaki untuk memastikan semua bulir padi terlepas.
- Alat sederhana: Gunakan ani-ani, yaitu alat panen tradisional berbentuk seperti sisir bergerigi untuk memotong dan mengumpulkan padi secara bersamaan.
- Penjemuran: Jemur gabah yang sudah dirontokkan di bawah sinar matahari langsung hingga kering. Proses penjemuran ini penting untuk mengurangi kadar air pada gabah dan mencegah tumbuhnya jamur.
- Pembersihan dan penyimpanan : Setelah kering, gabah dibersihkan dari kotoran dan dedak, lalu disimpan di tempat yang kering dan aman dari hama.
-
Penggilingan
Proses penggilingan padi adalah proses untuk menghasilkan beras giling dari padi yang telah dipanen. Proses ini dilakukan dengan memisahkan sekam, dedak, dan beras bersih.
Pada proses penggilingan padi secara tradisional menggunakan alat-alat sederhana yang umumnya terbuat dari bahan alami. .
Proses ini telah dilakukan sejak zaman dahulu dan menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat agraris. Alat-alat yang Digunakan yaitu sebagai berikut:
- Lesung: Sebuah wadah yang terbuat dari kayu atau batu yang cekung di bagian atas.
- Alu: Sejenis palu besar yang terbuat dari kayu keras atau batu, digunakan untuk menumbuk gabah di dalam lesung.
- Ayakan: Alat yang terbuat dari anyaman bambu atau rotan untuk memisahkan beras dari sekam.
-
Pengeringan (Njemur)
Setelah padi dipanen, bulir padi masih memiliki kadar air yang tinggi. Untuk memperpanjang daya simpan dan memudahkan dalam pengolahan selanjutnya, bulir padi perlu dijemur hingga kering.
-
Pemisahan
Setelah dijemur, bulir padi perlu dipisahkan dari bagian-bagian tanaman padi lainnya seperti jerami dan gabah hampa. Nampah digunakan sebagai alat untuk memisahkan bulir padi yang baik dari bagian-bagian tanaman yang tidak berguna.
Petani akan mengayak-ayak padi di atas nampah sehingga bulir padi yang lebih berat akan jatuh ke bawah, sementara jerami dan gabah hampa akan tertinggal di atas nampah.
-
Peyortiran
Tahap selanjutnya adalah penyortiran bertujuan untuk memisahkan bulir padi berdasarkan ukuran dan kualitasnya. Bulir padi yang besar dan berisi akan terpisah dari bulir padi yang kecil atau hampa.