Tentang Festival Mbok Sri

Pada mulanya, budaya tani adalah budaya guyub dan gotong royong dalam pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari. Nilai-nilai yang mulai pupus dikeseharian masyarakat tani sekarang ini.


Dahulu, petak-petak sawah dikerjakan bersama-sama oleh para anggota keluarga, dikerjakan penuh rasa dan karsa, sebab hasilnya akan masuk keperut sendiri.

Kini, dengan ekosistem baru yang dicetuskan dan dirawat Pemerintah, para petani beralih kesistem upah dan kebanyakan alat produksi menjadi bukan milik sendiri atau komunal.

Akibatnya, kualitas padi jadi nomor dua: asal cepat panen, uangnya diparo (dibagi) dengan pemilik lahan, padinya pun langsung masuk ke lumbung-lumbung tengkulak. Bawaan budaya tani masa kini itu melunturkan kesadaran akan nilai-nilai luhur masyarakat tani.


Festival Mbok Sri (dulu bernama Festival Mbok Sri Mulih) yang diselenggarakan pertama kali pada 2017, sebagaimana namanya, ingin memboyong pulang ruh sang Dewi Padi ke episentrum keseharian masyarakat Desa Delanggu.

Nilai-nilai keguyuban dan gotong royong ditumbuhkan kembali melalui program program yang melibatkan para petani dan warga lainnya: semenjak dapur umum, konsepsi program hingga dekorasi instalasi Festival.


Diajang Festival Mbok Sri ini jugalah Wiwitan, ritual kuno sarat makna yang kini langka dilakukan, diupacarakan dan dirayakan kembali. Dalam terma lokal, Mbok Sri adalah untaian beberapa tangkai padi terbaik dalam suatu petak sawah yang hendak dipanen.

Setelah peletakan sesaji di sudut-sudut petak sawah sebagai simbol rasa syukur terhadap semesta dan perawatan hubungan horisontal dengan berbagi rezeki pra-panen berupa Sego Wiwit, Mbok Sri diboyong pulang untuk diletakkan disentong (bagian sudut dalam rumah petani) .

Bulir-bulir padi terbaik itu dahulu akan disemai kembali di musim tandur berikutnya.


Festival Mbok Sri pertama-tama adalah perayaan budaya tani oleh, dari, dan untuk masyarakat tani Delanggu, namun tidak menutup diri bahwa keriaan ini dapat juga dinikmati oleh masyarakat luas yang ingin berkenalan dan merasakan gairah budaya tani.

Parameter keberhasilan Festival Mbok Sri bukan semata-mata banyaknya jumlah pengunjung, namun peningkatan keterlibatan aktif warga, utamanya masyarakat petani  Delanggu, dari tahun ketahun penyelenggaraan festival. Dan tak kalah pentingnya adalah kerja-kerja program Penguatan Tani selama jeda festival sepanjang tahun.

1 komentar untuk “Tentang Festival Mbok Sri”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top