Omah Rojolele

Omah Rojolele merupakan sebuah living museum budaya agraris yang di inisiasi oleh Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Kelompok Studi dan Penelitian “Principium”.

Hadirnya Omah Rojolele diharapkan dapat menjadi wadah dalam pengembangan budaya khususnya bidang agraris atau pertanian di Desa Delanggu. Desa Delanggu merupakan salah satu desa di Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Desa tersebut memiliki potensi di bidang pertanian terkhusunya adalah hasil beras Rojolele.

Rojolele sendiri merupakan komoditas padi unggulan yang ternyata memiliki historical kental. Nama Rojolele sendiri berasal dari bahasa jawa yaiu “Rojo” yang artinya Raja dan “Thole” yang artinya anak laki-laki.

Penamaan tersebut berasal dari cerita sejarah ketika Raja Pakubuwono IX “tedhak” atau terjun ke masyarakat, pada saat itu Pakubuwono IX tedhak ke Desa Delanggu dan bersama dengan anak laki-laki turut menanam padi. Oleh karena itu, Pakubuwono IX berpesan ketika nantinya padi ini panen akan dinamai Rojolele.

Desa Delanggu juga merupakan Desa Ramah Budaya yang ditetapkan oleh Dewan Kesenian Kabupaten Klaten. Nantinya dengan Omah Rojolele diharapkan bisa menjadi pusat dalam pelestarian budaya Agraris.

Isi Omah Rojolele meliputi Sejarah Rojolele, Sejarah Delanggu, Proses Pertanian (Pengolahan Tanah, Pembibitan Penanaman, Perawatan, Panen, dan Memasak Nasi), serta berbagai Galeri Foto.

Scroll to Top