Pada tahun 2016, beberapa pemuda di Desa Delanggu mendirikan Sanggar Rojolele. Dinamakan demikian dengan harapan nama Rojolele mampu menggugah nostalgia para petani Delanggu akan kejayaan mereka di masa lalu, yaitu sebagai penghasil beras berkualitas premium, Rojolele.
Diawali dengan pendekatan kesenian dan kebudayaan masyarakat pertanian Delanggu, Sanggar Rojolele kini berkembang menjadi ruang belajar, diskusi, dan pergerakan masyarakat Delanggu secara luas untuk membahas persoalan pertanian sebagai hajat utamanya.
Misi Sanggar Rojolele adalah menghidupkan kembali kelompok-kelompok tani dan mendorong mereka agar mampu berdaulat melalui pembentukan koperasi, mengusulkan dan mengawal regulasi pertanian yang dibuat oleh Pemerintah Desa sampai Pemerintah Pusat, serta membuat inovasi-inovasi di bidang pertanian.
Sanggar Rojolele mempunyai dua program rutin. Pertama, Jagongan Tani yang diselenggarakan tiap bulan. Kedua, Festival Mbok Sri (dulu bernama Festival Mbok Sri Mulih) yang digelar setiap tahun sejak 2017. Festival Mbok Sri adalah perayaan budaya tani yang melibatkan warga Delanggu dalam penyelenggaraannya, khususnya masyarakat petani Delanggu.
Selain program unggulan, Sanggar Rojolele kini memiliki Living Museum Edukasi Pertanian ‘Omah Rojolele’ yang diharapkan menjadi wahana edukasi ekosistem agraris yang ada di Delanggu bagi masyarakat luas.